HUTANG KITA PADA JAMUR
Jamur dari spesies Ascomycetes
Ada yang unik dari jamur Russula emetica dari famili Russulaceae, ia memiliki rasa
yang amat pedas seperti cabai. Jamur ini dapat ditemukan di hutan Setulang,
Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur. Di hutan yang masih terjaga itu russula
tumbuh dibawah tegakan pohon Shorea sp.
Jenisnya beragam, ada yang putih dan sebagian lagi jingga. Pemberi rasa pedas
pada Russula emetica adalah capsaicin. Persis senyawa pada cabai capsicum annuum. Masih ada anggota
russula yang lezat di konsumsi. Namanya Russula
xerampelina. Cita rasa jamur ini persis seperti udang, di Sepanyol ia diolah
menjadi paella. Sayangnya, masyarakat Desa Sentulang tak mempunyai tradisi mengkonsumsi organisme tanpa klorofil itu.
Russula emetica
Russula xerampelina
Namun tak semua russula dapat di konsumsi. Russula subnigricans, misalnya, tidak
boleh di konsumsi karena beracun. Senyawa racunnya rusuphelin A. Anggota famili rusullaceae itu menyebabkan rhabdomyolysis alias kerusakan jaringan
otot skeleton. Menurut I Nyoman P Aryantha, ahli jamur dari Institut Teknologi
Bandung, jamur beracun hanya 30% dari total spesies, 70% lain dipakai sebagai
makanan dan obat.
Banyak yang beranggapan
jamur beracun selalu berlendir dan bercincin. Cincin atau annulus itu melingkar
di bawah tudung. Memang ada yang bercincin dan beracun seperti Amanita muscaria. Tudung jingga
bersisik, berdiameter 5-25 cm. Racun itu akibat metabolit sekunder yang
dikandungnya. Efek mengkonsumsi anggota famili Amanitaceae itu adalah kerusakan
mental, bahkan koma. Kerbatnya Amanita
phalloides juga bercincin dan beracun. Ia bahkan di juluki tudung maut.
Bandingkan dengan Amanita caesarea
yang juga bercincin, tetapi dapat dikonsumsi. Walaupun sulit untuk membedakan
antara Amanita muscaria dengan Amanita caesarea bila sisiknya rontok.
Amanita muscaria
Amanita phalloides
Amanita caesarae
Terkadang disamping jamur beracun tumbuh
jamur lain yang berfungsi menetralkan
racun. Menurut Lisdar A. Manaf PhD, ahli mikrologi dari Institut
Pertanian Bogor, cara terbaik untuk mengetahui jamur beracun adalah dengan
bertanya pada masyarakat di sekitar habitat jamur. Jika mereka mengkonsumsinya
secara turun-temurun, berarti jamur iu dapat dikonsumsi. Begitu juga sebaliknya.
Singkat kata adanya cincin dan lendir, apalagi warna, tidak cukup untuk
mendakwa bahwa jamur tertentu beracun.
Di setulang juga ditemukan spesies mirip
morchella dan lactarius. Morchella berbatang seukuran pensil, 15 cm tingginya
dan teksturnya berlendir. Morel, nama lain morchella, tergolong jamur lezat
sehingga diburu orang. Para ahli kulinar Prancis acap memanfaatkannya sebagai
bahan baku pangan. Beberapa morel yang lazim diolah adalah morel kuning {morchella esculenta}, morel putih {morchella deliciosa}, dan morel hitam {morchella elata}.
Morchella esculenta
Lactarius di huta Setulang hidup berkoloni
hingga belasan jamur. Tinggi batang 5-7 cm dari permukaan tanah. Jika tudung
atau batang rusak atau patah, mengeluarkan getah mirip susu. Itulah sebabnya ia
dijuluki milk-caps alias tudung susu.
Pantas jika Cristian Hendrik Persoon, ahli mikrologi dari Belanda, memberi nama
lactarius. Dalam bahasa latin, lacta berarti susu. Marasmius juga tumbuh di
hutan itu. Dari 300 spesies, hanya sedikit yang dapat dimakan seperti Marasmius oreades. Ukuran rata-rata
aggota famili marasmiaceae itu kecil. Tudung Marasmius oreades, misalnya, hanya 2-5 cm.
Rimba yang 10 kali ditawar perusahaan hak
pengusahaan hutan itu juga menjadi habitat Pycnoporus
cinnabarinus. Habitat saprofit berukuran tudung 2-10 cm itu di pohon mati.
Warna permukaan tudung atas jingga sampai kemerah-merahan. Anggota famili
Polyporaceae yang tidak dapat dimakan itu hidup soliter atau berkelompok.
Pycnoporus cinnabarinus
Di Wehea, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan
Timur terdapat jamur schizophyllum. Menurut Lisdar jamur yang habitatnya diatas
batang kayu mati itu dapat dimakan. Di Thailand jamur itu juga dibudidayakan
karena rasanya lezat.
Menurut Syamsu, alumnus Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman, jamur salah satu indikasi mutu sebuah hutan. Jamur
mampu bertahan jika kondisi rimba itu baik. Maklum, jamur menuntut kelembapan
tinggi dan itu hanya dapat dicapai bila tegakan tetap bertahan. Tak
terbayangkan bila hutan tanpa jamur. Sampah dan bangkai bakal menumpuk lataran
tak ada yang mengurai.
Menurut Lidsar, dosen jurusan Biologi IPB,
jamur pengurai mampunyai peran masing-masing. Jamur yang pertama kali datang
akan menguraikan gula sederhana. Rhizopus salah satu contohnya. Setelah ittu
tugasnya diserahkan kepada jamur kelompok white
rot yang hanya mengurai lignin dan brown
rot pengurai selulosa.
Berkat jamur pula kita bisa menikmati
lezatnya roti, tempe, tapai dan anggur juga arak karena jasa baik jamur. Itu
karena jamur dapat mengubah gula menjadi alkohol dan menguraikan rantai pati
yang panjang menjadi pendek. Penisilin, obat antibiotik pertama itu juga berasal
dari jamur penicillium. Begitu banyak jasa jamur yang dapat kita nikmati. Apa
yang sudah kita berikan untuk mereka…? (Trubus, No.461-April
2008/XXXIX)
Comments
Post a Comment