TRIP KE SABANG DAN RUBIAH, PULAU WEH, ACEH.

Ikan Nemo di Pulau Rubiah
            Assalamu’alaikum., saya kembali lagi. Kali ini saya akan berbagi cerita sepulang dari Sabang. Perjalanan saya yang mendadak kali ini membawa saya bernostalgia dan bersilahturahmi dengan Bang Rahmat, sosok yang sangat banyak membantu saat saya  dan teman saat backpacker ke Sabang di tahun 2012. Bahkan, saat saya kembali ke Sabang bulan Mei 2016 ini, bang rahmat masih banyak membantu saya dan 3 teman untuk menikmati keindahan alam Pantai Iboih dan bawah laut pulau Rubiah.
          Oh ya, sekedar informasi, Pantai Iboih merupakan pantai yang terbuka untuk umum yang lokasinya paling dekat dengan titik/tugu 0 Kilometer bagian paling Barat Indonesia. Pantai ini hanya berjarak 8 km dari titik 0 Kilometer dan menghadap langsung pulau Rubiah. Pulau rubiah yang ada di depannya hanya berjarak sekitar 800 sampai 1 km dari bibir pantai Iboih. Kondisi pantai yang terlindungi oleh pulau Rubiah menjadikan ombak di pantai ini tidak terlalu kuat dan besar, sangat cocok bagi anda yang ingin berlibur bersama keluarga, atau bagi anda yang tidak terlalu mahir berenang dan ingin menikmati keindahan bawah laut dengan cara snorkeling.
            Ok, saya akan menceritakan secara singkat perjalanan ini dari awal hingga kembali pulang beserta biayanya. Perjalanan saya mulai dari kota Medan dengan menggunakan bis Putra Pelangi dengan biaya Rp. 180.000,-/orang. Saya dan teman memilih perjalanan pukul 5 sore (termasuk perjalanan malam/bis malam). Sekedar info, ada perbedaan bis malam dengan bis siang. Kondisi bis malam biasanya lebih nyaman dengan kursi yang lebih lebar dan memiliki sandaran kaki yang bisa kita atur. Sementara bis siang selayaknya bis umum kebanyakan, tanpa sandaran kaki. Sedikit perbedaan dan kenyamanan ini cukup berpengaruh saat anda melakukan perjalanan panjang dengan durasi 12 jam lebih.


Kapal di Atas Rumah
            Nah, Banda Aceh. Kota Banda Aceh memiliki beberapa objek wisata utama yang sayang bila di lewatkan. Lokasi setiap objek wisata sebenarnya tidak terlalu berjauhan. Jika anda memiliki waktu yang cukup banyak, anda  bisa mengunjungi lokasi-lokasi ini hanya dengan berjalan kaki (ya sekitaran museum tsunami, lapangan memorabilia, PLTD apung), naik labi-labi (angkot), dan becak. Nah, karena kita tiba di Banda masih pagi, kita sarapan di terminal, dan kita memilih mobil pribadi yang di sewakan (hal yang umum saat anda berada di terminal atau bandara akan ada banyak orang yang menawarkan jasa antar/jemput menggunakan mobil pribadinya). Setelah diskusi singkat, kita sepakat untuk menggunakan jasa salah seorang driver, namanya bang Dek Gam (082360001300). Cukup recommended dah pelayanannya. 
Masjid Raya Baiturrahman sedang masa pemugaran

           Jadi kita sepakat untuk keliling ke masjid Baiturrahman, Kapal di atas rumah, Museum Tsunami, PLTD Apung, dan terakhir menuju pelabuhan Ulee Lheue untuk menyeberang ke Sabang dengan harga Rp. 150.000,-. Jadi, pagi hingga siang hari kita mengunjungi lokasi wisata tersebut dan mengambil penyeberangan dengan kapal lambat (Kapal Ferry, bukan berarti kapalnya punya saya. hehehe..,) pada jam 2 siang hari dengan biaya Rp. 28.000,-/orang. Mengenai jadwal penyeberangan kapal dari pelabuhan ulee lheue ke sabang umumnya ada pada pukul 8 dan 2 sore (senin-kamis), namun bila hari libur/ramai pengunjung, penyeberangan bisa 3 (umum di hari Jumat-Minggu) sampai 4 waktu dari pelabuhan ini yaitu jam 8, 11, 2, dan 4 sore. Sebaliknya, penyeberangan dari pelabuhan Sabang umumnya hanya ada 1-2 penyeberangan setiap harinya yaitu pukul 8 dan 2 sore, dan pada hari libur juga ada penyeberangan pukul 4 sore dari Sabang. Penyeberangan dengan kapal Ferry memakan waktu sekitar 90 menit. Ada opsi lain bila anda ingin lebih cepat sampai ke Sabang dan sebaliknya, yaitu dengan menggunakan kapal cepat (sekitar 30-45 menit penyebrangan) dengan biaya Rp. 90.000.-/orang dan jadwal yang tidak jauh berbeda dengan kapal Ferry.

Kondisi dalam PLTD Apung
Museum Tsunami
          














            Sabang.....! Tiba di pelabuhan sabang anda juga akan di tawari jasa antar/jemput dengan berbagai armada, ada taksi, angkot, hingga becak bermotor (Betor). Biaya antar/jemput di sini beragam bergantung pada armada dan lokasi yang kan anda kunjungi. Info lagi nih, jarak antara pelabuhan dengan kota Sabang cukup jauh (sekitar 30 menit berkendara) dengan melewati jalan berbukit dan berkelok. Setelah berdiskusi, akhirnya kami menggunakan mobil (ya, bisa di katakan seperti angkot) bang Afan dengan biaya  Rp. 150.000.- dari pelabuhan sabang, singgah sebentar di kota Sabang dan lanjut menuju pantai Iboih. Oh ya, mengenai lokasi wisata di Banda Aceh yang saya kunjungi diatas, semunya tidak memungut tiket masuk. Semuanya GRATIS. Kalaupun anda harus mengeluarkan uang, itu hanya untuk uang parkir kendaraan atau sumbangan. Kembali lagi, setibanya di Iboih, saya langsung mencari bang Rahmat (082362207588) yang ternyata sekarang sudah memiliki bungalow. Untuk menginap di bunpr galow bang Rahmat, ada 2 tipe kamar yang di tawarkan, yaitu kamar mandi inside (Rp. 250.000,-/kamar/malam) dan kamar mandi outside (Rp. 150.000,-/kamar/malam). Kamar mandi outside umumnya untuk kamar di lantai 2.

      Nah., Paginya, selepas sarapan disekitaran penginapan, kami pergi snorkling ke pulau rubiah. Paket trip yang waktu itu kami ambil adalah snorkling, perahu penyeberangan, kamera bawah air, dan pemandu dengan harga paket Rp. 550.000,-. Dan..., Kami berjumpa Nemoooo.., ikan bang Toyib yang sempet pergi dan ga pulang-pulang sampai cerita kepergiannya menjadi inspirasi pembuatan film animasi. *brrrr.., -__-". Ya., bicara bawah laut pulau rubiah.., AJIIIBBBBBBB....! 10 jempol buat pemandangan bawah lautnya. Air yang jernih, ikan yang ramah, di tambah guide yang pro membuat semuanya menjadi unforgettable. Bicara mengenai titik 0 Kilometer Sabang, sekarang sedang dalam masa pemugaran yang kemungkinan besar akan selesai di akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017. jadi ya, kondisinya masih sedikit berantakan karena adanya pembangunan. Mengenai sertifikat telah mengunjungi titik 0 Kilometer bisa di buat di sekitaran tugu dengan harga Rp. 30.000,-/lembar. Dulu saya buat sertifikatnya di kota Sabang sih di tahun 2012. Oh ya, sekarang juga sudah banyak orang yang berjualan di sekitaran titik 0 Kilometer, dulu mah sepi banget ini tempat. Makanan khas yang bisa di coba di sini barangkali adalah rujak.



















           

        











   Yap., mungkin hanya itu informasi yang bisa saya sampaikan kali ini mengenai trip keliling Sabang. Sebagai penutup saya tampilkan beberapa foto bawah air di pulau Rubiah. Sebenernya masih banyak lagi beberapa objek yang bisa kita kunjungi di Sabang, namun apalah daya, waktu tidak mencukupi. Nah., sedikit promosi, hehehe..., bagi anda yang ingin melakukan trip keliling sabang, atau beberapa tempat lainnya seperti Komodo bahkan Raja Ampat, dapat menghubungi saya melalui akun Ig : Ferry_A_H atau melalui nomor 081396179223 (Om Fer/Geo Trip). Saya dan tim dengan senang hati akan memandu anda. Ayok Melalak..! 
     
            

         


Comments

Popular Posts