Jelajah NTT (Taman Nasional Komodo)

            Mungkin telah banyak yang menunggu seri kedua dari seri kisah nyata 4 Pejantan Tangguh Ke NTT. huahuahuahuahua......., Yap, ini adalah kelanjutan dari kisah sebelumnya yang dapat anda lihat di sini : Jelajah NTT (Singapura) Nah, sekarang mari kita lanjut membaca apa yang akan terjadi selanjutnya....,

                Oh ya, sebelum kami tiba di bandara Komodo (Labuan bajo) kami ketemu dengan pimpinan Balai TNK bapak Sustyo yang kebetulan beliau akan berangkat ke Jakarta saat kami datang. Jadi, karena bapak kepala balai yang lagi berangkat ke luar kota (Horeeeee..., *-*) maka yang menangani kami adalah pihat-pihak yang sedang bertugas dan bertanggung jawab. Yaitu Pak Ihya selaku Plt. Kepala balai, dan bu/mbak Dewi di bagian fungsional. Pada pandangan pertama dengan mereka, mereka langsung terpana melihat kami. Mungkin dalam pikirannya berkata seperti ini.., "Aduh, ini pemuda-pemuda tampan kok bisanya terdampar ke sini eee...," yah, mungkin mereka berpikir begitu. Pasti itu yang dipikirkan. Iya.., saya yakin.
Balai Taman Nasional Komodo
             Sebagai tamu yang datang tak di undang dan pulang minta ongkos, kami diberi pengarahan mengenai TNK, adat istiadat, kebiasaan, dan pantangan-pantangan di kawasan tersebut. Juga arahan untuk melambaikan tangan jika menyerah ke kamera yang ada di sana, di sana, di sana, dan di kamu.., kamu..., iya.., kamu...., Love you.., ^-^  
                    Ok, kita kembali ke cerita awal eee..., akhirnya kami telah mengetahui misi-misi apa saja yang harus kami lakukan, juga di mana kami akan menginap. Ya, akhirnya kami meginap satu atap dengan POLHUT. Namanya Rizal, asli Ambon maniseee..., Rizal seumuran dengan kami ber-4, ketampanan juga sejajar. Tapi rizal cukup sibuk orangnya, jadi kami cukup jarang curhat. Oh ya, info awal. Labuan bajo itu bagian timur Indonesia toh.., jadi bahasa juga pake logat-logat timur. Itu kenapa jika dalam kisah kali ini ane banyak menggunakan kata eee..., toh.., dll...., karena memang kata-kata itu sering digunakan. Biaya makan di warung di sini juga cukup mahal. Pake telur (aneka jenis, rasa, dan warna) sekitar Rp. 10.000-12.000. Pakai ayamnya dan daging bisa Rp. 20.000 an. Walau ini tempat daerah pesisir, namun harga makan dengan lauk ikan sama saja dengan telur dan sejenisnya. Dan satu lagi, orang sini kalo ngajak makan bukan mari makan atau ayo makan. tapi Makan sudah, Minum sudah., dan sudah sudah yang lain. Ini bukan berarti mereka nanya sudah makan atau belum, namun mengajak makan, minum, dan sebagainya.
                  Suka duka saat tinggal di labuan bajo selain harga makanan yang relatif mahal adalah air. Khusus di komplek perumahan kami tinggal, air hanya mengalir setiap 2 hari. Jadi jika air di rumah habis kami harus numpang mandi di kantor saat pagi hari atau sore hari saat kantor sepi. Selain itu juga harus jauh dari keluarga dan pacar., cie.., cie.., cie..,. ehem.., ya, pada saat kami melakukan perjalanan kami semua masih memiliki pasangan masing-masing. Pak Ihya yang juga merupakan tetangga kami saat itu berkata "Ini semua masih pada punya pacar kah..? belum ada yg putus toh...? biasanya yang PKL ke sini pas pulang udah jomblo.," Dan yang terjadi tentang status kami ada di kisah selanjutnya. hahahahaha..., saat itu kami hanya melemparkan senyuman manis dari wajah kami yang tampan. 
              Nah, setelah kami mendapatkan Surat Perintah Tugas (SPT) ternyata kami ber-4 harus terbagi menjadi 2 tim. Tim 1 adalah ane dan adnin, atau tim AA. Dan tim 2 wahyu dan yohanes, atau tim WAYE.., Jadi KAMI adalah.., AA WAYE..., -_-". Di TNK terdapat 4 pulau yang di diami oleh Komodo, yaitu pulau Rinca (pulau terdekat dari Labuan bajo -+ 2 jam naik kapal), Pulau Komodo (-+ 4 jam), Gili Motang, dan Nusa Kode yang tidak jauh dari Rinca. Jadi tim 1 ke pulau Rinca dan tim 2 ke pulau komodo. Itu sudah..., Berdasarkan SPT, maka kami akan berangkat ke masing-masing pulau pada tanggal 11 Februari  2014 dan tetap berada di pulau selama 10 hari penuh. Penugasan di setiap pulau memang 10 hari. Jadi, setiap petugas akan terdampar di pulau bersama komodo selama 10 hari, kemudian 10 hari di labuan bajo, dan 10 hari ke pulau lagi. Kagiatan pergantain petugas setiap 10 harinya dinamakan Rolling. ya, rolling rolling bambu.., hhaduh...., nah, setelah ini saya akan bercerita tentang kondisi di pulau Rinca yang indah dan tak terlupakan. Tapi sebelumnya, kami diajak ke pulau Bidadari untuk mengikuti kegiatan pelatihan menyelam bagi petugas., 
Jangan liat orangnya, liat pemandangannya saja :)
Sekarang ane bercerita tentang Pulau Rinca. Untuk ke pulau ini, wisatawan dapat menyewa kapal dengan biaya Rp. 300.000-400.000 dan akan dikenakan biaya masuk taman nasional. Nah, ane dan adnin ditugasin di resort (unit pengelola) Loh Buaya. Resort ini merupakan titik kumpul wisatawan di pulau ini, jika di pulau Komodo resort utamanya bernama Loh Liang. Loh berarti dermaga, Buaya yang berarti buaya. Konon katanya ada beberapa warga dan petugas yang pernah melihat buaya air asin di dermaga pulau ini. Itu sebabnya dinamakan Loh Buaya, dan ada larangan berenang di sekitar dermaga pulau ini karena ada buaya itu tadi.
             Awal landing di pulau ini, jujur ane langsung terpana dengan keindahan dan keeksotisan alamnya. KEREN ABISSSSSZZZZ...., dan tatapan pertama dengan Komodo itu rasanya...., eehmmmmm.., biasa aja. yaelaa.., jujur lagi nih, pertama kali liat komodo ane agak deg-degan tak menentu. Secara kami di sambut oleh 2 ekor komodo yang sangat gede...,

          












     Tapi ternyata itu patung, syukurlah.., namun melihat komodo langsung di alamnya, di rumahnya sendiri memang cukup menantang, apalagi komodo jago berkamuflase dan di pulau rinca, walau ukuran tubuhnya lebih kecil dari komodo di pulau komodo, tapi komodo di sisni lebih galak. Beberapa kasus komodo menyerang petugas pernah terjadi di sini.
                Pulau rinca sangat indah dengan padang savananya yang luas dan tumbuhan-tumbuhan lontar yang menjulang tinggi memebelah langit bagaikan cinta kamu membelah hati ku.., kamu.., iya.., kamu.., *-*..., Satu hal yang harus anda tau bahwa sinyal handphone di pulau rinca limited edition, dan hal ini cukup menyiksa kami yang saat itu memiliki pacar, teman, dan keluarga yang sangat mencintai kami :'(. Sinyal hanya dapat ditemukan di tempat-tempat tertentu, berbanding terbalik dengan pulau Komodo dimana sinyal melimpah sampai level 3G. Di kantor resort ada satu titik yang menjadi sumber sinyal, yaitu jendela depan sebelah kanan. Tiap malam handphone kami berjajar di tempat yang telah disediakan, menunggu sinyal agar telpon dan sms cinta dapat di tangkap oleh handphone kami. hahahahaha...,
Sinyal Point di Kantor Resort
                 Nah, satu hal lagi., listrik juga terbatas di setiap pulau. Akses listrik dari pemerintah (PLN) tidak masuk ke dalam kawasan TNK. Hal ini memang penting untuk menjaga kelestarian alam. Namun listrik tetaplah penting, dan di setiap Pos/Resort pasti memiliki generator sendiri. Ini lah yang menjadi sumber listrik. Namun generator hanya menyala dari pukul 18.00 hingga 23.00 WITA. Dan di setiap pulau tidak ada penginapan khusus wisatawan, jadi yang dapat menginap dan tinggal di pulau hanya petugas, peneliti, warga asli pulau, atau kepentingan resmi lainnya. Setiap Resort pasti memiliki dapur dan kokinya tersendiri. Nah, di rinca sendiri kokinya adalah bapak Mansur beserta istri dan anaknya. Salah satu hal yang menyenangkan bila tiggal di pulau karena makan gratis dan teratur. hehehe..., Satu lagi., baik di Komodo maupun di Rinca, dapur merupakan Meeting point bagi para komodo. Aroma masakan dari para koki mengundang komodo untuk datang. Jadi setiap makan atau ngopi di dapur kami selalu ditemenin komodo. Seru eeee....,
Dapur Resort Loh Buaya


Komodo di bawah dapur









           




    



          Malam di pulau rinca sangat romantis., gemerlap bintang gemintang dan lembutnya rembulan dengan hembusan angin lembut dan suara babi, kerbau juga rusa liar membuat malam-malam di rinca sangat berkesan. Apalagi bila bersama kamu.., iya.., kamu.., Lopelope., :*  saat malam memang saat yang cukup menyenangkan. Resort loh buaya jauh dari kampung Rinca, dan hal ini membuat kami seperti terisolir di suatu pulau yang hanya berisi kami dan satwaliar. Setiap malam kami biasanya makan malam pada pukul 19.00 Wita dan kemudian berkumpul di kantor resort. Di kantor terdapat tv berlangganan, dan biasanya kami beserta petugas nonton film-film box office bersama di sini hingga lampu padam. Juga menghubungi orang-orang terdekat yang jauh disana lewat sinyal point. hehehehe.., Misi-misi utama yang kami lakukan di sini adalah membuat peta jalur wisata dan mengikuti semua kegiatan yang dilakukan petugas di pulau ini. Nah, untuk cerita selanjutnya akan ada di part 3. Ceritanya akan lebih seru dan menarik selanjutnya..., semoga.., terus ikutin ya kisah 4 pejantan tangguh yang tampan-tampan ini.., see you soon.... jangan lupa nabung buat ke komodo.., :D

Comments

Popular Posts